Yeremia 23:5-6
23:5 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas
adil
1 bagi Daud. Ia akan memerintah
sebagai raja
yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran
di negeri.
23:6 Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram;
dan inilah namanya
yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita.
Yeremia 33:16
33:16 Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan,
dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram.
Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil:
TUHAN keadilan
kita!
Yeremia 33:2
33:2 "Beginilah firman TUHAN, yang telah menjadikan bumi
dengan membentuknya dan menegakkannya--TUHAN ialah nama-Nya
--:
1 Korintus 5:1
Dosa dalam jemaat
5:1 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu
2 , dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya
3 .
1 Korintus 3:9
3:9 Karena kami adalah kawan sekerja
Allah; kamu adalah ladang
Allah, bangunan
Allah.
1 Full Life: TUNAS ADIL.
Nas : Yer 23:5-6
Tunas (yaitu keturunan raja) Daud dipotong ketika Allah membinasakan
kerajaan Daud pada tahun 586 SM.
- 1) Tetapi, Allah berjanji untuk membangkitkan seorang raja dari
keturunan Daud yang akan menjadi Tunas adil; raja ini akhirnya dan
sepenuhnya akan melakukan apa yang benar dan adil (bd. Za 3:8).
Nubuat ini menunjuk kepada Mesias, Yesus Kristus.
- 2) Pelaksanaan hukuman sepenuhnya akan terjadi setelah kedatangan-Nya
yang kedua dan sebelum pemerintahan-Nya seribu tahun di dunia.
- 3) Ia akan disebut "Tuhan keadilan kita" (ayat Yer 23:6). Kaum sisa
yang percaya akan "berada dalam Dia bukan dengan kebenaran (mereka)
sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena
kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan
berdasarkan kepercayaan" (Fili 3:9).
2 Full Life: PERCABULAN DI ANTARA KAMU.
Nas : 1Kor 5:1
Paulus menulis tentang sebuah laporan mengenai percabulan dalam
jemaat Korintus dan penolakan para pemimpin untuk menangani si pelanggar
(ayat 1Kor 5:1-8). Dia menyatakan bahwa jemaat, sebagai suatu umat
kudus, tidak boleh mengizinkan atau membiarkan kebejatan di antara para
anggotanya. Ia mengajukan tiga alasan mengapa jemaat harus mendisiplin
anggota yang melanggar:
- 1) Demi kebaikan orang yang melanggar itu (ayat 1Kor 5:5).
Pengucilan dapat menyadarkan mereka akan kedahsyatan dosa mereka dan
kebutuhan untuk pengampunan dan pemulihan dirinya.
- 2) Demi kepentingan kesucian jemaat (ayat 1Kor 5:6-8). Membiarkan
kejahatan dalam jemaat secara berangsur-angsur akan menurunkan standar
moral dari semua.
- 3) Demi kebaikan bangsa-bangsa di dunia (bd. ayat 1Kor 5:1). Jemaat
tidak dapat memenangkan orang kepada Kristus jika ia serupa dengan dunia
ini (bd. Mat 5:13). Untuk bagian lain mengenai disiplin gereja dalam
PB lih. Mat 5:22; 18:15-17; 2Tes 3:6; dan Wahy 2:19-23.
3 Full Life: HIDUP DENGAN ISTERI AYAHNYA.
Nas : 1Kor 5:1
Dosa yang tepat tidak jelas di sini. Penunjukan Paulus kepada
"isteri ayahnya" itu barangkali berarti bahwa si pelanggar telah melakukan
pelanggaran seksual dengan ibu tirinya.
- 1) Paulus terkejut dan cemas karena gereja membiarkan kebejatan semacam
ini. Ia menganggap sikap jemaat itu lebih parah daripada perbuatan dosa
pelanggar.
- 2) Sikap memperbolehkan dari jemaat Korintus berbicara kepada situasi
kita pada zaman sekarang. Hari ini banyak gereja yang bertoleransi dan
berdiam terhadap kebejatan di antara para anggotanya, termasuk perzinaan
dan segala bentuk kebejatan lainnya. Hubungan seksual pranikah,
khususnya di kalangan kaum muda gereja, bukan saja dibiarkan melainkan
kadang-kadang dibenarkan dengan dalih cinta dan komitmen. Tidak sedikit
pemimpin gereja yang gagal untuk menentang dalam nama Kristus kebiasaan
berpacaran kaum muda masa kini yang melanggar kesusilaan. Seperti para
pemimpin jemaat Korintus, mereka menolak untuk bersedih hati atas
pencemaran umat Allah sementara umat tersebut semakin menyerupai
masyarakat di mana mereka tinggal. Dalam sikap yang puas dengan diri
sendiri, para pemimpin ini mengizinkan dosa karena, demikianlah mereka
menyatakan, "kita hidup dalam dunia modern dan kita tidak boleh bersifat
menghakimi".